Ekonomi

GAPKI Berharap Presiden Terpilih Harus Peduli Petani Sawit 

JAKARTA- Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Joko Supriyono berharap siapapun yang terpilih dalam Pemilihan Presiden 17 April ini, haruslah presiden yang betul-betul peduli terhadap isu sawit, nasib 17 juta petani sawit.  Apalagi, saat ini sawit Indonesia sedang didiskriminasi di Uni Eropa yang bisa mengancam usaha petani di dalam negeri. 

"Jadi tadi disampaikan bahwa kita juga enggak pernah kampanye dukung siapapun. Justru kita mengkampanyekan bisnis sawit kepada semua, bahwa industri ini begitu penting buat Indonesia. Siapapun pemimpinnya, harus mampu melihat realitas sehingga semua pemerintah pasti memperjuangkan ini demi kepentingan nasional," kata Joko dalam konferensi pers RUPST 2018 PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), di Menara Astra, Jakarta, Senin, 15 April 2019. 

Joko yang juga Wakil Presiden Direktur AALI menjelaskan, selain harus memastikan nasib 17 juta petani sawit dalam negeri, presiden terpilih nanti memang harus memperjuangkan sawit RI di luar negeri. Sebab, setoran negara dari sawit cukup besar. 

Indonesia menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia. Mayoritas sawit dan turunannya diekspor ke berbagai negara di dunia. 

Hal yang sama juga diungkapkan Direktur Utama AALI, Santosa. Menurut dia, pada dasarnya perusahaan tidak mempersoalkan siapapun presiden yang terpilih. Terpenting, keberpihakan pemerintah terhadap industri sawit nasional harus besar. 

Santosa melihat, pada era pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, sudah peduli dengan isu sawit. Kata dia, dalam tiga tahun bekalangan, pemerintah juga sangat perhatian terhadap isu diskriminasi Uni Eropa pada ekspor sawit RI. 

"Kalau yang sekarang (Jokowi-JK) kan kita merasa 3 tahun belakangan ini luar biasa support-nya karena saya 2007 sudah di Astra Agro. Enggak ada menteri luar negeri atau menko ekonomi untuk kelapa sawit, sampai di ujung tombak di depan menentang diskriminasi dan memperjuangkan petani kelapa sawit," ucapnya seperti yang dilaporkan Kumparan. 

Karena itu, dia berharap, baik Jokowi ataupun Prabowo yang terpilih untuk memimpin Indonesia selama 5 tahun ke depan, kebijakan mereka harus mendukung sawit nasional. 

Di sisi lain, Santosa juga menyadari para pelaku pasar nasional, juga harus serius menyelesaikan masalah lingkungan yang disebabkan dari produksi kelapa sawit. Salah satunya adalah dengan menjalankan roda bisnis ini sesuai dengan sertifikat dan standar yang diatur dalam ISPO.

"Kalau pemerintahnya yang sekarang tetap memimpin, mestinya tidak akan menurun (perhatiannya) . Dan yang baru, kita berharap kalau ada pergantian, semoga komitmennya tetap sama atau malah lebih baik," tutur dia.(rdh)


[Ikuti SawitPlus.co Melalui Sosial Media]






Tulis Komentar